Proposal Praktek Kerja Lapangan Agroekoteknologi
PROPOSAL
PENGAJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI RAWIT
Di Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
(BBPPTP
Surabaya) Alamat: Jl. Raya
Mojoagung 52 Jombang
Oleh
:
A. Khayatul Mahqi ( 1403070032)
PROGRAM STUDY AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
JOMBANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI RAWIT
Disusun
oleh :
A. Khayatul Mahqi (1403070032)
Disetujui
oleh:
Kaprodi Agroekoteknologi
Dosen
Pembimbing
Fakultas Pertanian
Mazidatul Faizah, S.Si.,
M.Si Ambar
Susanti, SP.,MP
NIDN:
- NIDN: -
Mengetahui:
Dekan
Fakultas Pertanian
Universitas
Kh. A. Wahab Hasbullah
Zulfikar, SP.,M.Si
NIDN: 0724116802
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk,sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan PKL Agroekoteknologi di Balai Besar
Pembenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP surabaya). Laporan PKL disusun sesuai dengan kegiatan yang di lakukan selama PKL
di Balai
Besar Pembenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP surabaya).
Laporan PKL ini merupakan langkah
dari kegiatan PKL merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di Program S1
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas KH.A. Wahab Hasbullah. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Mazidatul Faizah, S.Si., M.Si selaku Ketua Program
2. Ambar Susanti, SP.,MP selaku Dosen Pembimbing PKL.
3. Zulfikar,
SP.,M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan proposal PKL ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan pendapat dari semua pihak demi
perbaikan selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga laporan magang ini dapat
bermanfaat bagi semua.
Jombang
...,....... 2017
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Studi Agroteknologi merupakan salah satu program studi yang berada
di bawah Fakultas Pertanian Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Jombang. Berdasarkan Visi dan Misi Program Studi Agroteknologi, maka diperlukan
mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Program Studi
Agroteknologi, sebagai usaha untuk memberikan bekal pengalaman sebelum lulus
benar-benar terjun di lapangan. Dengan adanya PKL, diharapkan mahasiswa
mendapatkan pengalaman tentang masalah-masalah yang ada pada pertanian, serta
gambaran penerapan ilmu yang diperoleh selama studi.
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama kurun waktu ±1
bulan dimulai pada tanggal 30 Oktober –
4 Desember 2017. Pelaksanaan PKL perlu bekerjasama dengan
Balai
Besar Pembenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP surabaya). yang memenuhi syarat dan relevan dengan program Studi Agreteknologi.
Sejalan dengan Program Studi Agrotenologi mahasiswa diwajibkan melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan. Dalam mencari dan memilih tempat PKL, mahasiswa harus
memperhatikan relevansinya dengan Program Studi Agroteknologi, dan harus
berkonsultasi dengan koordinator Praktek Kerja Lapangan, prosedur administrasi
dan surat-menyurat dikelola Fakultas dengan tata cara yang telah ditentukan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Praktek kerja lapangan
bertujuan agar para mahasiswa dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam
bidang pertanian.
b.
Menambah wawasan terhadap aspek-aspek yang ada di Balai Besar
Pembenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP surabaya).
2. Tujuan Khusus
a. Membantu melaksanakan
tugas-tugas dan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian.
b. Menemukan suatu kasus
pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan menganalisanya secara
mendalam, yang dituangkan kedalam laporan Praktek Kerja Lapangan.
1.3. Manfaat
Manfaat yang akan dapat diambil dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
baik untuk mahasiswa maupun lembaga pendidikan adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan
yang nyata tentang kondisi suatu lembaga meliputi: segi manajemen yang
diterapkan, kondisi fisik Instansi, peralatan yang digunkan, kondisi para pegawai,
dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman
nyata yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dibidang
pertanian dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, terutama dalam Pengendalian
Hama dan Penyakit pada Tanaman
Cabai
Rawit.
c. Mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan tentang pertanian.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Terjalinnya hubungan antara Program Studi
Agroteknologi khususnya dan Fakultas Pertanian pada umumnya, dengan Balai
Besar Pembenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP surabaya).
b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, sehingga selalu dapat mengikuti perkembangan dunia
teknologi pertanian.
c. Memperoleh masukan-masukan baru dari
lembaga pendidikan, melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL.
d. Dapat menjalin hubungan dengan lembaga
pendidikan, khususnya Fakultas Pertanian Universitas KH.
A. Wahab Hasbullah Jombang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutesncens L.)
Tanaman
cabai merupakan tanaman budidaya yang termasuk tanaman perdu dari famili
terong-terongan. Tanaman cabai biasanya ditanam di pekarangan dan di kebun
sebagai tanaman sayuran. Tanaman cabai berasal dari benua Amerika, yaitu dari
daerah Peru. Tanaman cabai menyebar ke negara- negara benua Amerika, Eropa dan
Asia termasuk juga Negara Indonesia. Tanaman cabai memiliki aneka ragam tipe
pertumbuhan dan bentuk buahnya (Chairani, 2008). Tanaman cabai merupakan
tanaman yang menyerbuk sendiri (self – pollinated crop). Karena hal tersebut,
persilangan antar varietas secara alami sangat mungkin terjadi di lapangan yang
dapat menghasilkan ras-ras cabai baru dengan sendirinya (Cahyono, 2003).
2.2 Klasifikasi tanaman cabai
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
: Capsicum 6
Spesies
: Capsicum frutescens L.
Tanaman
cabai termasuk dalam genus Capsicum yang mempunyai lebih dari 100 spesies.
Capssicum frutescens L. (cabai rawit), Capssicum annum L. (cabai besar),
Capssicum chinense Jacq., Capssicum pendulum Will., dan Capssicum pubescesn
Ruiz dan Pauwn (Prajnanta, 2001).
Tanaman
cabai termasuk tanaman perdu setahun yang memiliki cabang yang banyak dan
tinggi tanaman ini mencapai 50-100 cm. Tanaman cabai memiliki batang yang
berbuku-buku. Tanaman cabai berdaun tunggal, bertangkai, dan letaknya
berselingan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing,
pangkal daun menyempit, tepi daun yang rata, pertulangan menyirip, panjang
5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm dan berwarna hijau.
Tanaman
cabai mengeluarkan bunga pada ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga
tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan
atau ungu. Buahnya tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus
atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai
panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau
putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih,
berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Buahnya digunakan sebagai sayuran,
bumbu masak, acar, dan asinan, daun muda dapat dikukus untuk lalap (BPTP,
2005).
Tanaman
cabai dapat tumbuh dua sampai tiga tahun dari proses pembibitan hingga tanaman
berproduksi dan cahaya merupakan suatu yang sangat penting selama
pertumbuhanya. Pada intensitas cahaya optimum dalam waktu yang cukup lama, masa
pembungaan tanaman akan terjadi lebih cepat dan 7 proses pematangan buahnya
juga akan berlangsung lebih singkat. (Pracaya, 1994).
Tanaman
cabai akan dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai tinggi yang
tanahnya gembur dan kaya bahan organik. Umur tanaman cabai dapat mencapai 2-3
tahun (Nawangsih et al., 1999; Cahyono, 2003). Tanaman cabai memerlukan pH
tanah berkisar antara 5,5-6,8 dengan drainase baik dan cukup tersedia unsur
hara bagi pertumbuhannya. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhannya adalah
18º-30º C (Cahyono, 2003).
2.3 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Kutu
daun Aphis gossypii
Kutu daun
terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman. Kutu daun menyerang
daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap , pertumbuhan tidak
normal, kerdil berkerut dan keriting. . Kutu apis ini dapat menularkan
penyakit virus , daun menjadi kerinting .
Pengendalian
secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu
dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan
insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian
biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula
menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik
(bawah ) daun tempat hama bersembunyi.
b. Thrips tabacci
Thrips
menyerang hampir semua tanaman misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang ,
tembakau dll. Thrips menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya
berwarna putih seperti perak. Bila serangan hebat akan terda[at banyak
bercak dan warna daun menjadi putih. Daun yang diserang hama ini akan
menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi keriting. Karena thrips
menjadi vektor virus, maka seringkali kelihatan ada mosaik pada daun yang
diserang hingga pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan
keriting. Thrips pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap
cairan.
Pengendalian
secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu
dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan
insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian
biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula
menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik
(bawah ) daun tempat hama bersembunyi.
c. Lalat
buah Dacus dorsalis
Buah cabe
yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik dan ada
benjolan. Buah cabe akhirnya terkena cendawan sehingga menjadi busuk
. Buah cabe yang terserang sering dikira terserang penyakit. Untuk
membuktikannya sebaiknya buah dibelah dan bila terdapat larva kecil putih
berarti diserang lalat buah.
Pengendalian
dengan menggunakan sex pheromon seperti metil eugenol untuk memikat lalat
jantan. Kalau lalat jantan berkurang maka keturunannya juga akan
berkurang.
d. Antraknosa
Penyebabnya
adalah cendawan Colletotrichum capsicci yang tersebar dimana
ada pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di lapangan atau pada buah yang
sudah dipanen. Mula –mula pada buah yang sudah masak terdapat bercak kecil
cekung kebasahan yang berkembang sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan
berwarna hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian
menjadi coklat muda seperti jerami.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara biji didesinfiksi menggunakan thiram 0,2 %
(Benlate), dan jangan menanam biji dari buah yang sakit serta dapat menggunakan
fungisida berbahan aktif mankozeb, propineb dan zineb.
e. Daun keriting
chilli
Daun cabe
yang terserang menjadi keriting dan warnanya menguning, bila serangan hebat
pertumbuhan menjadi kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya
menjadi pendek, daun menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas.
Penyakit ini banyak menyerang di musim kemarau.Cabe yang telah terserang
tanaman ini harus dicabut dan dibakar, gulma harus dibersihkan dan dapat
diberikan insektisida sistemik secara rutin dengan dosis anjuran sebelum
tanaman terserang.
BAB
III
METODE
PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Praktik Kerja
Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja
Lapang (PKL) dilaksanakan di Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP
Surabaya) Jl.Raya Mojoagung 52 Jombang Waktu pelaksanaan Praktek
Kerja Lapang (PKL) akan dilaksanakan
selama kurun waktu ±1 bulan dimulai pada tanggal 30 Oktober – 4 Desember 2017.
3.2 Metodologi Penelitian
a.
Observasi
Metode
ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan digunakan untuk
membuat perencanaan sistem informasi. Peneliti melakukan observasi dengan cara
mengamati mengenai cara kerja sistem sebelumnya.
b.
Wawancara
Wawancara
dilakukan dengan pengguna yang akan mengimplementasikan sistem informasi
organisme penganggu tanaman di Balai Besar Penelitian dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBPPTP) Surabaya. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengakomodasi kebutuhan pengguna dan juga memperoleh data dan informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini.
c.
Studi Literatur
Studi
Literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi yang
berkaitan dengan Sistem Informasi Organisme Penganggu tanaman, termasuk dalam
perancangan, analisa data, dan implementasi.
d. Pengembangan Sistem
1. Analisis Sistem
Analisis yang dilakukan yaitu analisis terhadap sistem yang lama dan analisis
kebutuhan sistem yang baru.
2. Perancangan Sistem
Sistem yang baru dirancang berdasarkan analisis yang telah telah dilakukan.
Sistem yang dirancang meliputi perancangan basis data, perancangan menu, dan
perancangan user interface.
3. Implementasi
Implementasi dari perancangan yang telah dilakukan, menggunakan bahasa
pemrograman Hypertext Prepocessor PHP, framework Codeigniter dan basis data
MySQL.
4. Pemeliharaan.
Pemeliharaan merupakan penanganan sistem informasi yang telah selesai dibangun
sehingga dapat dilakukan perubahan atau penambahan sesuai dengan kebutuhan.
5. Dokumentasi dan
Pelaporan. Dokumentasi dan Pelaporan merupakan bahasan tentang pembuatan
laporan dan dokumentasi dari sistem aplikasi yang telah dibuat.
DAFTAR ISI
Taufik,
M., A. P. Astuti, S. H. Hidayat. 2005. Survey infeksi Cucumber mosaic virus dan
Chilli veinal mottle virus pada tanaman cabai dan seleksi ketahanan beberapa
kultivar cabai. J. Agrikultura 16:146-152.
Widyastuti,
D., S. H. Hidayat. 2005. Pengaruh Waktu Infeksi Virus Kerdil Pisang terhadap
Kerentanan Tiga Kultivar Pisang. J HPT Tropika 5:42-49.
Komentar
Posting Komentar